Sejarah kepulauan di indonesia
Pulau-pulau cikal bakal dari kepulauan Indonesia
mulai terbentuk sekitar 50 juta tahun lalu (Mya).Pada Periode
Quaternary (sekitar 2 juta tahun yang lalu- sekarang) itulah proses
utama pembentukan kepulauan Indonesia. sekitar 1 juta tahun yang lalu,
pada saat Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Borneo masih
menyatu dengan Semanjung Asia, disebut dengan “Paparan Sunda”.
Paparan
sunda ini terpisah oleh naiknya permukaan air laut, mulai dari 20,000
tahun yang lalu sampai sekarang, dengan permukaan air laut yang
naik/turun karena dipengaruhi oleh suhu Bumi dan Glacier, beberapa kali
pulalah Paparan sunda ini terpisah menjadi beberapa pulau, kemudian
menyatu kembali, dan terpisah kembali secara berulang-ulang, sampai kita
lihat pada saat sekarang ini.
Dengan demikian asal usul dari pulau-pulau yang terdapat di Indonesia berbeda-beda. Pulau Papua yang berasal dari craton Australia dahulunya, dan telah terbentuk beberapa juta tahun lalu, sebelum terbentuknya pulau lain di Indonesia.
Dengan demikian asal usul dari pulau-pulau yang terdapat di Indonesia berbeda-beda. Pulau Papua yang berasal dari craton Australia dahulunya, dan telah terbentuk beberapa juta tahun lalu, sebelum terbentuknya pulau lain di Indonesia.
Pulau
Sumatra, Jawa dan Borneo yang merupakan bagian dari craton China Utara,
yang kemudian akibat pergerakan kulit bumi membentuk daratan Asia, dan
pada Periode Tertiary, pulau Sumatra, Jawa dan Borneo terpisah.
Berdasarkan
rekonstruksi ini, kita bisa melihat dari mana asal Fauna dan Flora yang
terdapat di Indonesia. sehingga Fauna yang terdapat pad pulau Sumatra,
Jawa dan Borneo memiliki karakter yang sama dengan yang terdapat di
benua Asia, begitu juga denga pulau Papua yang berasal dari craton
Australia.
Sedangkan pulau unik Sulawesi yang terbentuk dari gabungan beberapa daratan Asia, Australia dan beberapa pulau dari Samudara Pasifik, menyebabkan pulau ini memiliki fauna yang unik dan khas.
Menurut para ahli bumi, posisi pulau-pulau di Kepulauan Indonesia terletak di atas tungku api yang bersumber dari magma dalam perut bumi. Inti perut bumi tersebut berupa lava cair bersuhu sangat tinggi. Makin ke dalam tekanan dan suhunya semakin tinggi.
Sedangkan pulau unik Sulawesi yang terbentuk dari gabungan beberapa daratan Asia, Australia dan beberapa pulau dari Samudara Pasifik, menyebabkan pulau ini memiliki fauna yang unik dan khas.
Menurut para ahli bumi, posisi pulau-pulau di Kepulauan Indonesia terletak di atas tungku api yang bersumber dari magma dalam perut bumi. Inti perut bumi tersebut berupa lava cair bersuhu sangat tinggi. Makin ke dalam tekanan dan suhunya semakin tinggi.
Pada
suhu yang tinggi itu material-material akan meleleh sehingga material
di bagian dalam bumi selalu berbentuk cairan panas. Suhu tinggi ini
terus menerus bergejolak mempertahankan cairan sejak
jutaan tahun lalu. Ketika ada celah lubang keluar, cairan tersebut keluar berbentuk lava cair.
jutaan tahun lalu. Ketika ada celah lubang keluar, cairan tersebut keluar berbentuk lava cair.
Ketika
lava mencapai permukaan bumi, suhu menjadi lebih dingin dari ribuan
derajat menjadi hanya bersuhu normal sekitar 30 derajat. Pada suhu ini
cairan lava akan membeku membentuk batuan beku atau kerak. Keberadaan
kerak benua (daratan) dan kerak samudera selalu bergerak secara dinamis
akibat tekanan magma dari perut bumi. Pergerakan unsur-unsur geodinamika
ini dikenal sebagai kegiatan tektonis.
Sebagian wilayah di Kepulauan Indonesia merupakan titik temu di antara tiga lempeng, yaitu lempeng Indo-Australia di selatan, Lempeng Eurasia di utara dan Lempeng Pasifik di timur. Pergerakan lempeng-lempeng tersebut dapat berupa subduksi (pergerakan lempeng ke atas), obduksi (pergerakan lempeng ke bawah) dan kolisi (tumbukan lempeng).
Sebagian wilayah di Kepulauan Indonesia merupakan titik temu di antara tiga lempeng, yaitu lempeng Indo-Australia di selatan, Lempeng Eurasia di utara dan Lempeng Pasifik di timur. Pergerakan lempeng-lempeng tersebut dapat berupa subduksi (pergerakan lempeng ke atas), obduksi (pergerakan lempeng ke bawah) dan kolisi (tumbukan lempeng).
Pergerakan
lain dapat berupa pemisahan atau divergensi (tabrakan) lempeng-lempeng.
Pergerakan mendatar berupa pergeseran lempeng-lempeng tersebut masih
terus berlangsung hingga sekarang. Perbenturan lempeng-lempeng tersebut
menimbulkan dampak yang berbeda-beda. Namun semuanya telah menyebabkan
wilayah Kepulauan Indonesia secara tektonis merupakan wilayah yang sangat aktif dan labil hingga rawan gempa sepanjang waktu.
Pada masa Paleozoikum (masa kehidupan tertua) keadaan geografis Kepulauan Indonesia belum terbentuk seperti sekarang ini. Di kala itu wilayah ini masih merupakan bagian dari samudera yang sangat luas, meliputi hampir seluruh bumi. Pada fase berikutnya, yaitu pada akhir masa Mesozoikum, sekitar 65 juta tahun lalu, kegiatan tektonis itu menjadi sangat aktif menggerakkan lempenglempeng
Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik.
Pada masa Paleozoikum (masa kehidupan tertua) keadaan geografis Kepulauan Indonesia belum terbentuk seperti sekarang ini. Di kala itu wilayah ini masih merupakan bagian dari samudera yang sangat luas, meliputi hampir seluruh bumi. Pada fase berikutnya, yaitu pada akhir masa Mesozoikum, sekitar 65 juta tahun lalu, kegiatan tektonis itu menjadi sangat aktif menggerakkan lempenglempeng
Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik.
Kegiatan
ini dikenal sebagai fase tektonis (orogenesa laramy), sehingga
menyebabkan daratan terpecah-pecah. Benua Eurasia menjadi pulau-pulau
yang terpisah satu dengan lainnya. Sebagian di antaranya bergerak ke
selatan membentuk pulau-pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi serta
pulau-pulau di Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Banda.
Hal
yang sama juga terjadi pada Benua Australia. Sebagian pecahannya
bergerak ke utara membentuk pulau-pulau Timor, Kepulauan Nusa Tenggara
Timur dan sebagian Maluku Tenggara. Pergerakan pulau-pulau hasil
pemisahan dari kedua benua tersebut telah mengakibatkan wilayah
pertemuan keduanya sangat labil. Kegiatan tektonis yang sangat aktif dan
kuat menyebabkan terbentuknya Kepulauan Indonesia pada masa Tersier sekitar 65 juta tahun lalu.
Sebagian
besar daratan Sumatra, Kalimantan dan Jawa telah tenggelam menjadi laut
dangkal sebagai akibat terjadinya proses kenaikan permukaan laut atau
transgresi. Sulawesi pada masa itu sudah mulai terbentuk, sementara
Papua sudah mulai bergeser ke utara, meski masih didominasi oleh
cekungan sedimentasi laut dangkal berupa paparan dengan terbentuknya
endapan batu gamping.
Pada
kala Pliosen sekitar lima juta tahun lalu, terjadi pergerakan tektonis
yang sangat kuat, yang mengakibatkan terjadinya proses pengangkatan
permukaan bumi dan kegiatan vulkanis. Ini pada gilirannya menimbulkan
tumbuhnya (atau mungkin lebih tepat terbentuk) rangkaian perbukitan
struktural seperti perbukitan besar (gunung), dan perbukitan lipatan
serta rangkaian gunung api aktif sepanjang gugusan perbukitan itu.
Kegiatan
tektonis dan vulkanis terus aktif hingga awal masa Pleistosen, yang
dikenal sebagai kegiatan tektonis Plio-Pleistosen. Kegiatan tektonis ini
berlangsung di seluruh Kepulauan Indonesia.
Gunung api aktif dan rangkaian perbukitan struktural tersebar di sepanjang bagian barat Pulau Sumatra, berlanjut ke sepanjang Pulau Jawa ke arah timur hingga Kepulauan Nusa Tenggara serta Kepulauan Banda. Kemudian terus membentang sepanjang Sulawesi Selatan dan Utara.
Gunung api aktif dan rangkaian perbukitan struktural tersebar di sepanjang bagian barat Pulau Sumatra, berlanjut ke sepanjang Pulau Jawa ke arah timur hingga Kepulauan Nusa Tenggara serta Kepulauan Banda. Kemudian terus membentang sepanjang Sulawesi Selatan dan Utara.
Pembentukan daratan yang semakin luas itu merupakan proses terbentuknya Kepulauan Indonesia
pada kedudukan pulau-pulau seperti sekarang ini. Hal itu telah
berlangsung sejak kala Pliosen hingga awal Pleistosen (1,8 juta tahun
lalu). Jadi pulau-pulau di kawasan Kepulauan Indonesia ini masih terus
bergerak secara dinamis, sehingga tidak heran jika masih sering terjadi
gempa, baik vulkanis maupun tektonis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar