1.
PERIBAHASA
a.
Pengertian Peribahasa
Peribahasa
adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung
pengertian tertentu, bidal, pepatah. Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan
yaitu perbandingan makna yang sangat jelas karena ia didahului oleh perkataan
seolah-olah, ibarat, bak, seperti, laksana, macam, bagai dan umpama.
Sedangkan definisi peribahasa menurut arti kata adalah :
1.
Kelompok kata atau kalimat yang
tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dalam peribahasa
termasuk juga bidal, ungkapan, perumpamaan) ;
2.
Ungkapan atau kalimat ringkas padat,
berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah
laku.
b.
Bentuk-Bentuk Peribahasa
Bentuk-bentuk
peribahasa antara lain :
1. Pepatah, adalah jenis peribahasa yang berisi nasihat atau
ujaran dari orang tua.
Contoh : Air tenang menghanyutkan . Berarti orang
pendiam, tetpi banyak ilmu.
2. Perumpamaan, adalah jenis peribahasa yang berisi perbandingan.
Contoh : Bagai makan buah simalakama, dimakan ibu
mati, tak dimakan bapak mati. Berarti serba sulit dalam menentukan sikap.
3. Pemeo, adalah jenis peribahasa yang dijadikan
semboyan.
Contoh : Patah Sayap, bertongkat paruh. Berarti
tidak putus asa.
Berikut
adalah contoh peribahasa yang lain beserta artinya
1. Besar pasak daripada tiang.
Artinya : Lebih besar pengeluaran daripada
pendapatan. bisa dibilang orang yang tidak bisa mengatur keuangan.
2. Ada uang abang di sayang, tak ada
uang abang ditendang.
Artinya : Hanya mau bersama disaat senang
saja tetapi tidak mau tahu disaat sedang susah.
3. Air beriak tanda tak dalam.
Artinya : Orang yang banyak bicara biasanya
tidak banyak ilmunya.
4. Harimau mati meninggalkan belang,
gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama.
Artinya : Setiap orang yang sudah meninggal
pasti akan dikenang sesuai dengan perbuatannya di dunia.
5. Bagai pungguk merindukan bulan.
Artinya : Seseorang yang membayangkan atau
menghayalkan sesuatu yang tidak mungkin.
6. Bagai Makan Buah Simalakama.
Artinya : Bagai seseorang yang dihadapkan
pada dua pilihan yang sangat sulit untuk dipilih.
7.
Menang
jadi arang, kalah jadi abu.
Artinya : Kalah ataupun menang sama-sama
menderita.
8.
Bagaikan
abu di atas tanggul.
Artinya : Orang yang sedang berada pada
kedudukan yang sulit dan mudah jatuh.
9.
Ada
Padang ada belalang, ada air ada pula ikan.
Artinya : Di mana pun berada pasti akan tersedia
rezeki buat kita.
10.
Adat
pasang turun naik.
Artinya : Kehidupan di dunia ini tak ada
yang abadi, semua senantiasa silih berganti.
11.
Membagi
sama adil, memotong sama panjang.
Artinya : Jika membagi maupun memutuskan
sesuatu hendaknya harus adil dan tidak berat sebelah.
12.
Air
beriak tanda tak dalam.
Artinya : Orang yang banyak bicara
biasanya tak banyak ilmunya.
13.
Air
tenang menghanyutkan.
Artinya : Orang yang kelihatannya pendiam, namun ternyata banyak menyimpan
ilmu pengetahuan dalam pikirannya.
14.
Air
cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.
Artinya : Sifat-sifat anak biasanya
menurun dari sifat orangtuanya.
15.
Berguru
kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.
Artinya : Menuntut ilmu hendaknya sepenuh
hati dan tidak tanggung-tanggung agar mencapai hasil yang baik.
16.
Sepandai-pandai
tupai melompat, sekali waktu jatuh juga.
Artinya : Sepandai-pandainya manusia,
suatu saat pasti pernah melakukan kesalahan juga.
17.
Tong
kosong nyaring bunyinya.
Artinya : Orang sombong dan banyak bicara
biasanya tidak berilmu.
18.
Tong
penuh tidak berguncang, tong setengah yang berguncang.
Artinya : Orang yang berilmu tidak akan
banyak bicara, tetapi orang bodoh biasanya banyak bicara seolah-olah tahu
banyak hal.
19.
Karena
nila setitik, rusak susu sebelanga.
Artinya : Karena kesalahan kecil,
menghilangkan semua kebaikan yang telah diperbuat.
20.
Bagaikan
burung di dalam sangkar.
Artinya : Seseorang yang merasa hidupnya
dikekang.
21.
Terbuat
dari emas sekalipun, sangkar tetap sangkar juga.
Artinya : Meskipun hidup dalam kemewahan
tetapi terkekang, hati tetap merasa tersiksa juga.
22.
Sakit
sama mengaduh, luka sama mengeluh.
Artinya : Seiya sekata dalam semua
keadaan.
23.
Malang
tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih.
Artinya : Segala sesuatu dalam kehidupan
bukan manusia yang menentukan.
24.
Jauh
di mata dekat di hati.
Artinya : Dua orang yang tetap merasa dekat
meski tinggal berjauhan.
25.
Seberat-berat
mata memandang, berat juga bahu memikul.
Artinya : Seberat apapun penderitaan orang
yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya.
26.
Lain
di bibir lain di hati.
Artinya : Perkataan yang tidak sesuai
dengan kata hatinya, tidak jujur.
27.
Seperti
lebah, mulut bawa madu, pantat bawa sengat.
Artinya : Berwajah rupawan namun
perilakunya jahat.
28.
Ada
harga ada rupa.
Artinya : Harga suatu barang tentu
disesuaikan dengan keadaan barang tersebut.
29.
Membelah
dada melihat hati.
Artinya : Ungkapan untuk menyatakan
kesungguhan.
30.
Sedap
jangan ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan.
Artinya : Berpikir baik-baik sebelum bertindak
agar tidak kecewa.
2.
UNGKAPAN
a. Pengertian
Ungkapan
Ungkapan
adalah sebuah kalimat atau kata yang digunakan untuk menerangkan makna kiasan
dari sesuatu. Istilah ungkapan sering disebut juga dengan idiom. Makna lain
dari ungkapan hampir sama dengan peribahasa atau perumpamaan, hanya saja ada
beberapa macam jenis kalimat yang membedakannya, terutama dalam penggunaannya.
b. Contoh
Ungkapan
·
Ungkapan
dengan menggunakan nama binatang :
Kambing Hitam . Artinya orang yang disalahkan.
Kuda Hitam . Artinya pemenang yang tidak
diunggulkan.
·
Ungkapan
dengan bagian-bagian tumbuhan :
Sebatang Kara . Artinya hidup seorang diri.
Naik Daun . Artinya mendapat nasib baik/naik
pangkat.
·
Ungkapan
yang menggunakan kata indra :
Perang Dingin . Artinya perang tanpa senjata,
hanya saling menggertak.
Uang Panas . Artinya uang yang tidak halal.
Melihat Dengan Mata
Kepala. Artinya
melihat secara langsung.
Memasang Mata . Artinya melihat baik-baik.
Terbuka Matanya . Artinya mulai tahu/mengerti.
Mata Hati . Artinya perasaan dalam hati.
·
Ungkapan
dengan memakai kata bilangan :
Telah Dua Kepalanya . Artinya mabuk.
Mendua Hati . Artinya ragu-ragu.
Setengah Hati . Artinya tidak dengan
bersungguh-sungguh.
Bekerja Setengah-Setengah . Artinya tanggung.
Jalan Tengah . Artinya keputusan yang diambil
dari dua pendapat secara adil.
Setengah Tiang . Artinya pengibaran bendera
tanda berduka cita.
Masuk Tiga , Keluar
Empat . Artinya membelanjakan
uang lebih besar dari penghasilannya.
Pertemuan Empat Mata . Artinya pertemuan hanya dua
orang.
Kaki Lima . Artimya lantai di muka pinti
atau di tepi jalan.
Tujuh Keliling . Artinya nama penyakit kepala
yang sangat keras.
Berbadan Dua . Artinya sedang mengandung.
Diam Seribu Bahasa =. Artinya tidak berkata sepatah
kata pun.
Bersatu Padu . Artinya bersatu benar-benar.
Bersatu Hati . Artinya seiya sekata.
Tiada Duanya . Artinya tidak ada bandingannya.
·
Ungkapan
dengan bagian tubuh
Lapang Hati . Artinya sabar.
Tinggi Hati . Artinya sombong.
Berkeras Hati . Artinya menurut kemauannya
sendiri , tidak mau mundur.
Jatuh Hati . Artinya menjadi cinta.
Tebal Muka . Artinya tidak mempunyai rasa
malu.
Hati Kecil . Artinya maksud yang
sebenarnya.
Kecil Hati . Artinya mudah tersinggung.
Berhati Batu . Artinya tidak menaruh belas
kasihan.
Mendua Hati . Artinya bimbang.
3.
MAJAS
a. Pengertian
Majas
Majas
adalah bahasa indah yang digunakan untuk mempercantik susunan kalimat yang
tujuan akhirnya ialah untuk memperoleh efek tertentu agar tercipta sebuah kesan
imajinatif bagi penyimak atau pendengarnya, baik secara lisan maupun tertulis.
Perihal istilah majas dalam pelajaran Bahasa Indonesia memang cukup banyak,
seperti yang terdapat dalam puisi, pantun, dan karya sastra atau karya tulis
lainnya.
Selain itu, ada pengertian atau
definisi lain yang menggambarkan tentang majas, yakni pemanfaatan gaya bahasa
untuk memperoleh nuansa tertentu sehingga menciptakan kesan kata kata yang
lebih imajinatif. Berbicara tentang contoh macam-macam majas seperti,
Metafora, Personifikasi, Hiperbola, Alegori dan lain-lain adalah hal penting
bagi kita yang ingin mempelajari lebih jauh salah satu materi dari mata
pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah kita. Gaya bahasa yang baik dan
menarik tentunya akan membuat setiap pembacanya merasa tertarik.
Penggunaan majas yang baik dalam
membuat sebuah puisi ataupun cerita menjadi syarat mutlak apakah tulisan
tersebut menarik atau tidak. Oleh karena itu juga, kemampuan yang baik dalam
berbahasa mutlak diperlukan bagi kita yang ingin mendalami dunia penulisan,
entah itu novel, puisi, ataupun pantun.
b. Macam
Macam Majas
Secara garis besar, majas dapat
dibedakan menjadi empat golongan atau kelompok. Dan dari empat macam-macam
majas tersebut, masing-masing mempunyai turunan dan jenis kategori yang akan
Espilen Blog bahas dibawah ini.
Majas
terdiri atas :
·
Majas Perbandingan
·
Majas Pertentangan
·
Majas Sindiran
·
Majas Penegasan
Di bawah ini akan di dijelaskan
turunan-turunan majas beserta contohnyamasing-masing.
1.
Majas Perbandingan
Majas Perbandingan ialah kata-kata
berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan juga
pengaruhnya terhadap pendengar ataupun pembaca. Ditinjau atau dilihat dari cara
pengambilan perbandingannya, Majas Perbandingan terbagi atas :
1. Asosiasi
atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan
adalah perbandingan terhadap dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi
sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan,
seumpama, seperti, dan laksana.
Contoh
majas asosiasi :
- Semangatnya
keras bagaikan baja.
- Mukanya
pucat bagai mayat.
- Wajahnya
kuning bersinar bagai bulan purnama
2. Metafora
Metafora adalah majas yang
mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti
yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau
perbandingan, misalnya tulang punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang
punggung negara. Contoh majas metafora seperti berikut ini.
- Engkau
belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting).
- Raja
siang keluar dari ufuk timur.
- Jonathan
adalah bintang kelas dunia.
- Harta
karunku (sangat berharga)
- Dia
dianggap anak emas majikannya.
- Perpustakaan
adalah gudang ilmu.
3. Personifikasi
Personifikasi
adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah
mempunyai sifat seperti manusia.
Contoh:
- Badai
mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
- Ombak
berkejar-kejaran ke tepi pantai.
- Peluit
wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.
4. Alegori
Alegori adalah Menyatakan dengan
cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Alegori merupakan majas
perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh.
Contoh:
- Suami
sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
Alegori
biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Contoh:
- Perjalanan
hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang
kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan
yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
5.
Simbolik
Simbolik adalah majas yang
melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai
simbol atau lambang.
Contoh:
-
Ia terkenal sebagai buaya darat.
-
Rumah itu hangus dilalap si jago
merah.
-
Bunglon, lambang orang yang tak
berpendirian
-
Melati, lambang kesucian
-
Teratai, lambang pengabdian
6.
Metonimia
Metonimia adalah majas yang
menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda
tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang
menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh:
-
Di kantongnya selalu terselib gudang
garam. (maksudnya rokok gudang garam)
-
Setiap pagi Ayah selalu menghirup
kapal api. (maksudnya kopi kapal api)
-
Ayah pulang dari luar negeri naik
garuda (maksudnya pesawat)
7.
Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang
menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya.
Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.
a. Pars
pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh:
- Hingga detik ini ia belum
kelihatan batang hidungnya.
- Per kepala mendapat Rp. 300.000.
b. Totem
pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:
- Dalam pertandingan final bulu
tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
- Indonesia akan memilih idolanya
malam nanti.
8.
Simile
Pengungkapan dengan perbandingan
eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya,
bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".
Contoh:
-
Kau umpama air aku bagai minyaknya,
bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
2. Majas
Pertentangan
Majas
Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang
dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk
memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau
pendengar”. Macam-macam Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.
1.
Antitesis
Antitesis adalah majas yang
mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
- Tua muda, besar kecil, ikut
meramaikan festival itu.
- Miskin kaya, cantik buruk sama
saja di mata Tuhan.
2.
Paradoks
Paradoks adalah majas yang
mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh;
- Aku merasa sendirian di tengah
kota Jakarta yang ramai ini.
- Hatiku merintih di tengah hingar
bingar pesta yang sedang berlangsung ini.
3.
Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang
berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan
mendalam atau meminta perhatian.
Contoh:
- Suaranya menggelegar membelah
angkasa.
- Tubuhnya tinggal kulit pembalut
tulang.
4.
Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan
sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau
menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh:
- Makanlah seadanya hanya dengan
nasi dan air putih saja.
- Mengapa kamu bertanya pada orang
yang bodoh seperti saya ini?
3. Majas
Penegasan
Majas
Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk
meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”.Majas
penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.
1. Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang
menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu
kata.
Contoh:
- Semua siswa yang di atas agar
segera turun ke bawah.
- Mereka mendongak ke atas
menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.
2. Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan
kata-kata sebagai penegasan.
Contoh:
-
Dialah yang kutunggu, dialah yang
kunanti, dialah yang kuharap.
-
Marilah kita sambut pahlawan kita,
marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.
3. Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan
yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:
-
Cinta adalah kesetiaan
-
Cinta adalah rela berkorban
4. Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan
dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud
menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.
Contoh:
- Bukan, bukan, bukan itu maksudku.
Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
- Seharusnya sebagai sahabat kita
hidup rukun, akur, dan bersaudara.
5. Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan
beberapa hal secara berturut-turut dan makin lama makin meningkat.
Contoh:
-
Semua pihak mulai dari anak-anak,
remaja, sampai orang tua pun mengikuti lomba Agustusan.
-
Ketua RT, RW, Kepala Desa, Gubernur,
bahkan Presiden sekalipun tidak mempunyai berhak untuk mengurusi hal pribadi
seseorang.
6. Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang
menyatakan beberapa hal secara berturut-turut yang makin lama semakin menurun.
Contoh:
-
Kepala sekolah, guru, staff sekolah,
dan siswa juga hadir dalam pesta perayaan kelulusan itu.
-
Di kota dan desa hingga pelosok
kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.
7. Retorik
Retorik adalah majas yang berupa
kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban. Tujuannya memberikan penegasan,
sindiran, atau menggugah.
Contoh:
- Kata siapa cita-cita bisa didapat
cukup dengan sekolah formal saja?
- Apakah ini orang yang selama ini
kamu bangga-banggakan ?
4. Majas
Sindiran
Majas Perbandingan ialah kata-kata
berkias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya
terhadap pendengar atau pembaca”. Majas sindirian dibagi menjadi:
1.
Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan
hal yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir seseorang.
Contoh:
- Ini baru namana siswa teladan,
setiap hari selalu pulang malam.
- Bagus sekali tulisanmu, saking
bagusnya sampai tidak dapat Aku baca.
2. Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan
sindiran secara langsung kepada orang lain
Contoh :
-
Perkataanmu tadi sangat menyebalkan,
tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar seperti dirimu.
-
Lama-lama aku bisa jadi gila melihat
tingkah lakumu yang tidak wajar itu.
3. Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang
paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh:
- Mau muntah aku melihat wajahmu,
pergi kamu!
- Dasar kerbau dungu, kerja begini
saja tidak becus!
Makasih infonya...
BalasHapusmakasih kak, sangat membantu
BalasHapus